Pasar
modern jember , mimpi akan jadi kenyataan
Pasar tradisional sebenarnya mampu menjadi kekuatan
ekonomi kerakyatan . Bila pasar tradisional nantinya dikelola secara modern
maka dimungkinkan mampu mendatangkan banyak pembeli. Maka ekonomi kerakyatan via
pasar yang sudah dikelola dengan baik hasilnya diharapkan mendongkrak
pendapatan usaha agribisnis di kabupaten Jember. Di tengah pesatnya pembangunan
dan pengembangan perumahan sebagai kebutuhan pemukiman rakyat Jember , baik
sebagai kawasan perumahan elit maupun ekonomis, pembangunan fasum semacam pasar
seringkali tidak menjadi focus fasilitas utama . Akibatnya penghuni pilihannya pada pasar tradisional
disekitarnya. Pasar tradisional yang terkesan becek, kotor, kumuh, dan banyak
preman, tentu bukan tempat belanja yang layak untuk ibu-ibu terutama wanita
karir, tetapi apa mau dikata mereka tak punya alternatif. Jadi perlu disiasati agar kesan kumuh pasar
tradisional menjadi penuh keasrian dan rapi. Tentu saja hal itu membutuhkan
pemikiran pihak pengelola agar mendandani pasar tradisional menjadi pasar modern, tapi
tetap mempertahankan sifat-sifat tradisionalnya.
Sifat
pasar tradisional yaitu masih terdapat tawar menawar secara langsung, antara
konsumen (pembeli) dan produsen(pedagang atau penghasil ). Transaksi langsung
tersebut mulai dari kebutuhan bahan-bahan
masakan yang segar bahkan bumbu komplit sampai barang kelontong, buah bunga
segar maupun peralatan rumah tangga. Dalam pasar tradisional konsumen
diharapkan merasa nyaman dan aman ketika mereka berbelanja. Berdesakan, bau
tidak sedap,banyaknya copet, pengamen, pengemis dan lapak yang seadanya, itu
bukan sifat-sifat pasar tradisional. Hal diatas tadi adalah ekses dari
pengelolaan pasar tradisional yang kurang baik, sehingga ketika berlangsung
bertahun-tahun maka image yang terbangun terkesan adalah kesemrawutan pasar
tradisional.
Pasar
tradisional yang dikelola secara modern, sebenarnya cukup dibangun dengan
bangunan di atas tanah 4 hektar, terdapat bangunan dengan kapasitas berkisar
2000 lapak ukuran rata-rata 10m2, lahan area parkir pengunjung dan lahan untuk
naik turunnya barang dagangan. Jika ditata dengan management pasar modern,
dimungkinkan akan meningkatkan pendapatan pedagang secara optimum. Secara umum
pasar ini tidak merubah sifat dan kebiasaan pasar tradisional. Pertama; Di
lapak para pedagang menjajakan
dagangannya, mulai dari segala jenis sayuran, bumbu masak, tempe, tahu, dan
bahan makanan lainnya hingga pedagang ikan dan daging ada di sini, layaknya
pasar tradisional biasa. Bedanya dengan pasar tradisional biasa, lapaknya
tertata rapi, bersih asri dan teratur.
Pengaturan
lapak terletak di los bagian dalam
bangunan pasar, dan sengaja dibuat sedikit tinggi sekitar 1m-an, sehingga
pembeli tidak perlu jongkok pada saat berbelanja. Di bagian tengah terdapat 509
unit lapak dengan ukuran 5 meter persegi per unit (couple), terbagi dalam
beberapa kelompok lapak sesuai dengan jenis dagangannya. Ada lorong untuk
pedagang sayur, lorong pedagang daging, di bagian lain khusus untuk pedagang
ikan basah.
Masih
di bagian dalam pasar, lapak-lapak ini dikelilingi oleh 320 kios dengan ukuran
antara sembilan hingga 15 meter per-unit. Lalu, di sisi luar bangunan pasar
yang berbentuk empat persegi terdapat 200 ruko dengan ukuran 40 meter persegi
per-unit Pasar Setoan Modern ini tidak
hanya berlangsung dari pukul 04.00 hingga pukul 17.00 WIB yang merupakan jam
operasi pasar, tapi pada malam hari giliran kafe tenda menggelar berbagai jenis
kuliner. Tidak kurang dari 100 buah kafe tenda yang berdiri di lahan parkir
seluas 0,8 hektar yang mengitari bangunan pasar.
Pengemasan
pasar tradisional menjadi pasar modern, seperti Pasar Setoan Modern ini, diharapkan
mampu menahan gempuran mal, supermarket, dan hypermarket. Ada anggapan bila Pasar
Setoan Modern setelah dibangun di Jember tidak akan diminati pengunjung. Harapanya
pengunjung yang berbelanja di sini adalah ibu atau bapak-bapak tidak hanya dari
kelas menegah bawah tetapi juga dari kelas menengah ke atas. Mereka berpakain
rapi dan necis dengan dandanan yang apik. Para pengunjung ini bukan hanya dari
kawasan perumahan, tapi juga dari perumahan lain di seputar kecamatan
sumbersari dan bahkan kecamatan lainnya.
Para
pedagang di Pasar Setoan Modern ini diharapkan
nantinya berhimpun sebuah organisasi beranggotakan pedagang . Hal itu dibentuk sebagai upaya
mewujudkan salah satu basis ekonomi rakyat yang bisa diandalkan, dan
mempertegas peran pedagang pasar sebagai bagian tak terpisahkan dari sistem
ekonomi nasional. Para pedagang akan dicreated memperoleh beberapa keuntungan, antara lain:
kemudahan mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR), menjalin hubungan yang baik
sesama pedagang, dan menjalin hubungan yang baik antara pedagang dan pengelola
pasar sebagai mitra bisnis yang saling menguntungkan.