Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Gatot Irianto
meminta pemerintah daerah untuk mendorong petani menggunakan pupuk
organik. “Kasihan kalau petani terus dihadapkan dengan pupuk anorganik
(kimia), makanya pemerintah daerah harus menggenjot penggunaan pupuk
organik,” katanya pada rapat koordinasi Kebijakan Pengawasan Pupuk
Bersubsidi . Menurutnya, jika petani selalu dihadapkan penggunaan pupuk kimia,
maka anggaran untuk subsidi yang dialokasikan pemerintah akan tetap
tinggi, makanya pemerintah daerah harus mendorong penggunaan organik.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengingatkan kabupaten dan kota agar
mengalokasikan dana pendampingan pengawasan pupuk bersubsidi dari APBD
untuk penguatan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP).Hal itu karena pemerintah pusat telah mengalokasikan APBN untuk
penguatan KPPP Provinsi Sumbar dan kabupaten/kota pada tahun ini
sebesar Rp70 juta.Selain itu, dialokasikan untuk pemberdayaan PPNS pupuk dan Pestisida
senilai Rp75 juta, pendampingan subsidi pupuk provinsi dan 18
kabupaten/kota Rp40 juta dan pendampingan bantuan langsung senilai Rp30
juta.“Anggaran dari pemerintah pusat itu hanya sebagai stimulan dan
diharapkan dapat didukung dari APBD provinsi dan kabupaten dan kota
juga,” ujarnya
Dia menyebutkan alokasi pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian pada
2012, berdasarkan Permentan Nomor 87/Permentan/Sr.130/12/2011 sebanyak
5.100.000 ton untuk jenis urea (warna merah muda) dengan Harga Eceran
Tertinggi (HET) Rp1.800 per kilogram. Untuk jenis SP36 sebanyak satu juta ton dengan HET senilai
Rp2.000/kg dan ZA berjumlah satu juta ton dengan HET Rp1.400/kg dan NPK
sebanyak 2,593.920 ton dengan HET Rp2.300/kg dan organik 835.000 ton
dengan HET Rp500/kg.
Dalam kesempatan itu, dia menyebutkan realisasi penyaluran pupuk
bersubsidi secara nasional rata-rata 83,16 persen sampai posisi
Desember 2011.“Rencana alokasi pupuk bersubsidi tahun lalu tercatat sebanyak
9.733.224 ton dan yang terealisasi sebesar 8.094.001 ton,” paparnya.
Dia mengemukakan jenis pupuk urea rencana sebanyak 4.954.238 ton dan
terealisasi 4.302.144 ton, sedangkan jenis SP36 yang direncanakan
sebanyak 750.000 ton dan terealisasi 719.721 ton.
Jenis pupuk ZA yang direncanakan sebanyak 975.000 ton dan
terealisasi 942.416 ton, NPK direncanakan mencapai 2.350.000 ton dengan
realisasi 1.760.253 ton dan organik alokasi 703.986 ton dan
terealisasi 369.467 ton.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar